Selasa, 6 Januari 2015

Baihaqi dan Ibnu Asakir telah memberitakan dari Said bin Al-Musaiyib, bahwa Khalifah Abu Bakar ra.

Baihaqi dan Ibnu Asakir telah memberitakan dari Said bin Al-Musaiyib, bahwa Khalifah Abu Bakar ra. pernah mengutus pasukan Islam ke Syam, dan menyerahkan kepemimpinan pasukan itu di tangan Yazid bin Abu Sufyan ra, Amru bin Al-Ash ra. dan Syurahbil bin Hasanah ra. Mereka pun menunggang kuda masing-masing untuk berangkat, namun Abu Bakar ra. tetap berjalan kaki untuk melepas pasukan itu hingga ke Tsaniyatil-Wadak. Maka para panglima Islam itu berkata kepada Khalifah Abu Bakar ra.: "Wahai Khalifah Rasulullah! Tidak enak rasanya, engkau berjalan kaki sedangkan kami menunggang kuda?!" "Jangan turun dari atas tunggangan kalian", jawab Khalifah Abu Bakar. "Aku menganggap langkah-langkah ini dari berjuang pada jalan Allah!".

Sambil berjalan kaki, Khalifah mengingatkan pasukan itu, katanya: Aku berpesan kepada kamu supaya bertaqwa kepada Allah. Berjuanglah pada jalan Allah, dan perangilah siapa yang mengkufuri Allah, kerana Allah senantiasa akan memenangkan agamaNya! Jangan membuat aniaya, jangan berkhianat, jangan melarikan diri, jangan membuat kerusakan di muka bumi, jangan mendurhakai perintah ketua. Jika kamu berhadapan dengan musuh dari kaum musyrik itu, insya Allah nanti, maka serulah mereka kepada tiga perkara. Jika mereka setuju, terimalah dari mereka dan jangan memerangi mereka lagi!

Mula-mula serulah mereka kepada Islam! jika mereka setuju memeluk Islam, terimalah mereka dan berhenti memerangi mereka!

Kemudian ajaklah mereka berpindah dari tempat mereka itu ke negeri Islam, tempat orang yang berhijrah. jika mereka mau datang, beritahulah mereka bahwa mereka akan mendapat hak sesuai dengan hak yang didapati oleh kaum Muhajirin, dan atas mereka hak sesuai dengan hak yang ditanggung oleh kaum Muhajirin. Tetapi jika mereka menerima Islam, lalu mereka memilih hendak menetap di negeri mereka sendiri, tidak sanggup untuk berhijrah ke negeri tempat menetapnya kaum Muhajirin, maka hendaklah kamu memberitahu mereka bahwa mereka akan dikenakan syarat seperti yang dikenakan ke atas kaum Arab yang lain yang mendiami negeri mereka. Mereka wajib menerima hukum-hukum Allah yang difardhukan ke atas semua kaum Mukminin, mereka tidak akan diberikan hasil upeti dan harta rampasan perang, sehingga mereka mau berjuang bersama-sama kaum Muslimin.

Jika mereka enggan memeluk lslam, maka beritahukanlah kepada mereka bahwa mereka wajib membayar upeti (jizyah). Jika mereka setuju inembayar upeti, terimalah dari mereka dan berhentikan memerangi mereka.

Jika itu juga mereka enggan menerima, maka mohonlah bantuan Allah untuk memerangi mereka, dan teruskanlah perjuangan kamu insya Allah!. Tetapi janganlah memotong pepohonan korma, jangan membakamya, jangan membunuh binatang-binatang, jangan menebas pepohonan buah, jangan robohkan rumah kediaman, jangan membunuh anak-anak kecil, orang tua dan wanita. Dan jika kamu dapati orang yang menyembunyikan dirinya di dalam gereja atau rumah agama, maka jangan kamu mengganggu mereka, dan biarkanlah mereka dalam keadaan mereka itu. Dan kamu akan dapati dari kumpulan ini yang bertopengkan agama, yang menyediakan tempat untuk syaitan bersarang di kepalanya, maka jika kamu dapati orang serupa ini, hendaklah kamu tebas kepala mereka, insya Allah!
(Kanzul Ummal 2:295-296)


Baihaqi memberitakan dari Urwah, bahwa Abu Bakar As-Shiddiq ra. pernah menyerahkan kepemimpinan pasukan kepada Khalid bin Al-Walid ra. ketika diutus kepada kaum yang murtad dari orang-orang Arab, supaya dia mula-mula mengajak mereka kembali kepada Islam serta menerangkan kembali apa yang wajib bagi mereka dan ke atas mereka, dan meneguhkan keyakinan mereka kepada Islam! Maka barangsiapa yang menerima seruan itu di antara mereka, tidak kira yang merahnya ataupun yang hitamnya, mestilah dia menerima darinya. Sebab dia hanya disuruh untuk memerangi siapa yang mengkufuri Allah dan menolak keimanan kepadanya saja. Maka apabila orang yang diseru itu sudah menerima Islam, dan benar keimanannya, tidak ada jalan baginya untuk memeranginya lagi, dan Allah sajalah yang bakal membuat perhitungan dengannya! Tetapi, barangsiapa yang enggan menerima seruan Islam itu, dan tidak mau kembali kepada Islam dari orang yang murtad darinya, maka hendaklah dia memerangi dan membunuhnya!
(Kanzul Ummal 3:143)

Pentingnya Sunnah Rasulullah SAW

Dari Anas bin Malik ra. katanya, Rasulullah SAW telah berkata kepadaku: 'Hai anakku! Jika engkau mampu tidak menyimpan dendam kepada orang lain sejak dari pagi sampai ke petangmu, hendaklah engkau kekalkan kelakuan itu! Kemudian beliau menyambung pula: Hai anakku! Itulah perjalananku (sunnahku), dan barangsiapa yang menyukai sunnahku, maka dia telah menyukaiku, dan barangsiapa yang menyukaiku, dia akan berada denganku di dalam syurga! ' (Riwayat Tarmidzi)

Dari Ibnu Abbas ra. bahwa Nabi SAW yang berkata: "Barangsiapa yang berpegang dengan sunnahku, ketika merata kerusakan pada ummatku, maka baginya pahala seratus orang yang mati syahid". (Riwayat Baihaqi) Dalam riwayat Thabarani dari Abu Hurairah ra. ada sedikit perbedaan, yaitu katanya: Baginya pahala orang yang mati syahid. (At-Targhib Wat-Tarhib 1: 44)

Thabarani dan Abu Nu'aim telah mengeluarkan sebuah Hadis marfuk yang diriwayatkan oleh Abu Hurairah ra. bahwa Nabi SAW telah bersabda: Orang yang berpegang kepada sunnahku dalam zaman kerusakan ummatku akan mendapat pahala orang yang mati syahid. Hakim pula meriwayatkan dari Abu Hurairah ra. juga bahwa Nabi SAW telah berkata: Orang yang berpegang kepada sunnahku dalam masa perselisihan diantara ummatku adalah seperti orang yang menggenggam bara api. (Kanzul Ummal 1: 47)

Dan Muslim pula meriwayatkan dari Anas ra. dari Rasulullah SAW katanya: Orang yang tidak suka kepada sunnahku, bukanlah dia dari golonganku! Demikian pula yang dikeluarkan oleh Ibnu Asakir dari Ibnu Umar ra. cuma ada tambahan di permulaannya berbunyi: Barangsiapa yang berpegang kepada sunnahku, maka dia dari golonganku.

Kemudian Daraquthni pula mengeluarkan sebuah Hadis dari Siti Aisyah r.a. dari Nabi SAW katanya: Sesiapa yang berpegang kepada sunnahku akan memasuki syurga!

Dan dikeluarkan oleh As-Sajzi dari Anas ra. dari Nabi SAW katanya: Barangsiapa yang menghidupkan sunnahku, maka dia telah mengasihiku, dan siapa yang mengasihiku dia akan memasuki syurga bersama-sama aku!


copy@paste
from:azhar jaafar
utk memudahkan kawan saye mengetahuinye.

~Aisyah ra ..~

Aisyah ra

Seorang gadis kecil periang berumur sembilan tahun sedang gembira bermain-main dengan teman-temannya. Rambutnya awut awutan dan mukanya kotor karena debu. Tiba-tiba beberapa orang yang sudah agak tua muncul dari sebuah rumah di dekat situ dan datang ke tempat anak-anak tadi bermain-main. Mereka lalu membawa anak gadis itu pulang, memberinya pakaian yang rapi, dan malam itu juga, gadis itu dinikahkan dengan laki-iaki paling agung di antara manusia, Nabi ummat Islam. Suatu penghormatan paling unik yang pernah diterima seorang wanita. Aisyah adalah salah seorang putri tersayang Sayidina Abu Bakar ra, sahabat Nabi yang setia, yang kemudian menggantikan Nabi sebagai Khalifah Islam yang pertama.

from:azharjaafar
copy@paste
pembaca2..

Aisyah dan rasulullah saw





Aisyah dan rasulullah saw


KISAH 1
Satu hari ada sekumpulan kanak-kanak masuk ke dalam masjid untuk bermain perang..lalu Rasulullah bertanya...

"Wahai Humaira..adakah kamu ingin melihat mereka?"

"Ya"..jawab Aishah..

Maka Rasulullah mendukung Aishah dan berdiri di ambang pintu..dagu Aisyah diletakkan pada bahu Rasulullah..wajah Aishah menempel pada pipi Rasulullah..

Setelah agak lama, Rasulullah bertanya..

"Adakah kamu merasa puas?"

"Belum ya Rasul" jawab Aishah...

Maka Rasulullah kembali mendukung Aishah dan selang beberapa ketika, Rasulullah bertanya lagi soalan yang sama..Aisyah masih berikan jawapan yang sama..

Sebenarnya Aisyah tidak tertarik dengan permainan kanak-kanak tadi tapi Aisyah hanya ingin agar kaum wanita dan isteri-isteri Rasulullah yang lain tahu akan keadaan dan kedudukan Aisyah di hati Rasulullah...

KISAH 2

Diriwayatkan oleh Aisyah sendiri..

"Aku tidur si samping Rasulullah..kedua kakiku mengarah ke kiblatnya.Jika Baginda sujud, Baginda menyentuh kakiku..lalu aku menarik kedua kakiku..dan ketika Baginda berdiri aku menjulurkan kakiku kembali.."

KISAH 3
Aisyah r.a bercerita..

"Waktu itu aku sedang haid..aku minum pada sebuah gelas lalu memberikannya kepada Rasulullah..lalu Baginda segera mengambilnya dan meletakkan mulutnya pada bibir gelas tempat aku meletakkan mulutku dan meminumnya.pada hari lain..aku juga sedang haid..aku mengigit daging pada tulang lalu aku berikan kepada Rasulullah...kemudian Baginda meletakkan mulutnya ditempat aku meletakkan mulutku pada tulang tersebut.."

KISAH 4
Aisyah pernah meminta Rasulullah agar berdoa untuk beliau..

"Ya Rasul, doakan lah aku"

Kemudian Rasulullah pun berdoa dengan berkata

"Ya Allah, ampunkanlah dosa Aisyah, baik dosa yang telah lalu mahupun yang akan datang, dosa yang terang mahupun yang tersembunyi.."

Aisyah ketawa gembira mendengar doa Rasulullah lalu Rasulullah bertanya..

"Ya Aisyah, adakah kamu gembira dengan doaku tadi?"

"Sudah tentu..bagaiman mungkin aku tidak bahagia dengan doamu ya Rasul" jawab Aisyah..

KISAH 5
Suatu hari Rasulullah berkata kepada Aisyah..

"Wahai Aisyah, sesungguhnya aku tahu bila kamu gembira dan bila kamu marah padaku.."

Setelah mendengar ucapan Rasulullah, Aisyah bertanya..

"bagaimana kamu boleh tahu?"

Jawab Rasulullah.."Jika kamu gembira, kamu akan berkata..tidak, Demi Tuhan yang mengutus Muhammad. Apabila kamu marah..kamu akan berkata..tidak, demi Tuhan yang mengutus Ibrahim"

Kemudian Aisyah berkata.."Memang benar, ya Rasul. Tapi demi Allah, sesungguhnya aku tidak meninggalkan diri mu wahai Rasulullah kecuali namamu sahaja.."

Meskipun Rasulullah tahu Aisyah sedang marah padanya, namun Baginda tidak membalas dengan memarahi Aisyah semula..tapi dari kata-kata Rasulullah tersebut ada kesan ingin menggoda Aisyah..Baginda ingin segera menghilangkan perkara yang boleh membuat Aisyah marah..

Sebenarnya masih banyak lagi kisah-kisah cinta yang berlaku di dalam rumahtangga Rasulullah dan isteri tercinta, Aisyah r.a..tapi saya tak mampu nak catat kesemuanya di ruangan ini..apa yang saya boleh simpulkan..Nabi s.a.w sentiasa lemah lembut ketika bercakap dengan Aisyah, merasa tenang dan bahagia jika dekat dengannya sehingga Baginda juga mengetahui perkara yang disukai dan dibenci Aisyah..

Moga-moga kita semua dapat mengambil teladan yang baik dan contoh yang baik daripada kisah Nabi junjungan..sentiasa cambahkan perasaan cinta dan kasih sayang dalam rumahtangga agar kekal bahagia hingga akhir hayat...insyaAllah...

#sumber dari buku "Aisyah R.A Isteri Pilihan"-Ahmad bin Salim Badawilan..
@# dari Que Achmad Dot Com.

sorry ambik bang..
saje.. untuk pembaca2...